Jakarta..kotaku indah dan megah.. disitulah aku dilahirkan…”
Hmm… sepenggal lagu itu mungkin salah satu lagu yang menggambarkan diriku.
Ya..aku memang dilahirkan di ibukota Negara Indonesia yaitu Jakarta.
Dan tepat hari ini 24 November 2006, kira” tepat jam segini saat aku mulai menulis note ini yaitu jam 19.30an pesawat Batavia air yang membawa ku dan adikku mendarat di bandara Soekarno-Hatta..
Yuuppzzz…. Aq menginjakkan kakiku kembali ke tanah kelahiranku Jakarta.
Dan mulai saat itu, sejak 4 tahun yang lalu.. babak baru dalam kehidupanku dimulai..
Sebuah kehidupan yang jauh dari apa yang aku bayangkan..
Sebuah kehidupan yang sangat berarti dalam pendewasaan diri ku…
Yuppz… Jakarta.. sungguh kota yang megah.. sungguh kota indah.. dan sungguh kota yang memiliki kehidupan yang keras.
4 tahun yang lalu, aku bingung menyebutkkan hari ini sebagai hari yang bahagia atau merupakan hari yang menyedihkan untukku?
Pada saat itu, aku merasa.. ya aku senang.. aku bisa kembali ke tanah kelahiranku, aku bisa deket dengan keluarku, aku bisa deket dengan mbah ku, dan yang paling penting ga ada yang mengejekku dengan sebutan monas berjalan. Sungguh kata” itu membuatku sakit, karena sejujurnya aku paling tidak suka ada orang yang mengejek dengan membawa suatu suku, ras, dan daerah.
Tapi dilain sisi aku sedih harus berpisah dengan teman” dan sahabatku, aku sedih harus meninggalkan kota Makassar..ya aku memang pindah dari kota angin mamiri tersebut, karena aku ga tau kapan aku bisa kesana lagi dan bertemu teman” dan sahabatku..karena disana aku tak memiliki sanak saudara yang sekiranya mungkin dapat aku kunjungi, mungkin kedanganku kesana suatu saat nanti memang khusus untuk bertemu teman”ku..
4 tahun yang lalu, dimulailah masa” terberat aku, masa” dimana aku benar” terjatuh dalam lubang yang sangat dalam yang aku sendiri bingung bagaimana cara keluar dari lubang tersebut.
Aku datang kesini dengan sebuah kondisi yang sangat tidak memungkinkan, dengan sebuah pilihan yang sulit untukku dan k edua orang tua ku. Apakah kami akan dikirim duluan ke jakarka, atau kami akan ditinggal dimakassar.?? Ya tanggal 24 November 2006 dimana saat itu, aku sedang duduk dibangku kelas 3 SMA, dan adikku kelas 3 SMP, ya notabennya kurang lebih 5 bulan lagi kami akan melaksanakan UJIAN NASIONAL , sebuah ujian yang menentukan kelulusan kami. Dan akhirnya , orang tua ku memilih untuk mengirim kami duluan ke Jakarta untuk melanjutkan sekolah kami, dengan pemikiran disini kami lebih aman, karena kami memiliki saudara dibandingkan kami harus ditinggal dimakassar.
4 tahun yang lalu, tepat hari ini, awal dari stress berkepanjangan yang aku alami selama ini.
Ya besoknya yaitu tanggal 25 november 2006, aku harus mengikuti semua les yang ada, karena pelajaran dikota sebelumnya jauh lebih tertinggal dibandingkan disini.. ya,.. aku tahu.. pelajaran didaerah itu, jauh lebih lambat dibandingkan disini (bukan maksud aku untuk mencela atau menghina pendidikan didaerah lain. Tapi kenyataannya pendidikan didaerah jawa-bali jauh lebih unggul dibandingkan dengan di daerah lain,hmm mungkin ditentukan dari sekolah juga) aku sendiri yang mengalami itu, saat aku pindah dari Denpasar ke Makassar, dan dari Makassar ke Jakarta.. wao.. sungguh keterbalikan yang aku alami. Sudahlah.. kalau aku menyebutkan semuanya yang ada malah aku menjelekkan suatu tempat. Intinya saat pindah, seminggu lagi ujian semester ganjil dan dalam seminggu itu, aku harus mengejar semua ketertinggalan aku. Pagi, siang, sore, dan malam. Aku dan adikku harus mengejar ke tertinggalan kami. Adikku lebih parah ketertinggalannya disekolah yang baru dia belajar kimia dan disekolah lamanya tidak da pelajaran kimia. So..dia dalam waktu seminggu harus mempelajari itu. Alhamdulillah aku bisa lulus walaupun dengan nilai yang sangat pas-pasan.. aku sudah sangat-sangat bersyukur..
Sungguh saat itu, aku sangat terpukul, aku frustasi, dan aku tahu, mulai saat itu, aku mengalami depresi yang sangat berat, setelah aku baca artikel dan mendengar cirri-ciri orang yang depresi.. dalam hati, ternyata dulu aku pernah mengalami depresi parah, alhamdulillahnya dulu Aku suka mengaji, jadi Allah masih melindungi aku, jadi aku ga sampe bener” gila.. hahha… lucu juga mengenang 4 tahun yang lalu. Tapi, efek dari 4 tahun yang lalu masih tersimpan diberat badanku.. huhuhu… aku belom bisa menaikkan berat badanku ke berat semula.. 42kg… T_T
4 tahun yang lalu, mengubah kehidupanku.
Sejak saat itu, aku mulai menjadi anak yang pemurung, pesimis, pendiam dan penyendiri..(padahal itu bukan diriku) diriku yang dulu, adalah aku yang ceria, cerewet, gampang bergaul, punya banyak teman, aktif, lincah, dan sebagainya.
Saat itu, aku masih berusia 16 tahun, dan aku belom siap untuk menerima keadaan ku saat itu. Dimana aku harus harus mengejar ketertinggalan aku dalam hal akademik, tanpa ada satu orang pun tempat ku berbagi, tanpa ada seorang teman” yang menyemangati aku. Ya.. aku merasa asing ditanah kelahiran ku. Dimana saat itu, aku haruss hidup jauh dari oranng tua ku. Itu tambah membuatku stress, selama ini, aku ga pernah jauh dari orang tuaku. Dan saat itu juga, aku harus merayakan ultahku yang ke-17 tahun tanpa kedua orang tuaku. Dimana, USIA 17 merupakan usia yg sangat ditunggu oleh remaja seumuran ku, dan aku ingin merayakan itu, bersama keluargaku dan itu tidak dapat terwujud, ya sudahlah mungkin sudah begitu takdirnya..
4 tahun yang lalu, 17 tahun adalah pendewasaan diri.
Ya.. aku merasa 17 tahun adalah usia pendewasaan diri. Mulai 4 tahun yang lalu, banyak masalah yang muncul, yg membutuhkan kedewasaan untuk menyelesaikannya.
Aku harus mulai beradaptasi dengan kondisi apa ya namanya, interaksi antar orang disini lah.. y intinya begitulah. Teruz aku harus menyesuaikan kondisi cuaca alam di depok. Oia aku belom cerita aku tinggal didepok. Ya.. walaupun aku kecil di depok tapi aku tidak pernah tinggal didataran tinggi yang dingin, aku selalu tinggal di daerah yang panas yaitu pantai, di Makassar dan di Denpasar . aku juga harus menyesuaikan jam kerja mama papa ku, dimana saat aku tinggal di Denpasar ,mama CBS cuti besar gitu, jadi ga kerja n papa pulang jam 5an, di Makassar, mama kembali bekerja tapi mama jam 2 atau jam 3an udah pulang, papa jam 5 atau setegh 5 udah pulang.. tapi disini… mama dan papa pulang paling cepet jam stgh7 dan ga jarang pulang sampe jam 9 malah pernah pulang jam 11 dan jam 1 pagi.. sungguh… aku tak terbiasa dengan hal ini. Dulu kami selalu solat magrib berjama’ah tapi sekarang ga pernah lagi solat berjama’ah… aku kangen solat berja’ah sama keluarga.
Disaat ini juga, perekonomian keluarga melemah, dan aku harus membagi otakku, untuk memikirkan peljaran, pertemanan aku, dan harus memperhitungkan pengeluaran.. aku memang bukan termasuk orang yg boros, tapi aku orang yang stress klo di dompet aku ga ada uang nya.. hahhaha….. :D lucu ya.. pkknya didompet aku harus ada uangnya.. padhal mah klo ada uangnya Cuma disimpen ja yang penting ada.. hahha… sungguh aneh.. Alhamdulillah sekarang mulai stabil seperti sedia kala.
Dan suatu kejadian yg sungguh ga aku suka terjadi, huufftt.. lagi” kedewasaan aku diuji.
Sekarang 4 tahun sudah berlalu, tapi aura negative masih terus membutuntutiku..
Aku berharapan setelah aku selesai menulis ini, aku bisa mengubur dalam” aura negative tersebut dan dapat mengubur segala kenangan buruk itu. Dan aku bisa kembali ke diri aku sebelumnya yang ceria, aktif, lincah, dll, bukan aku yang tertutup, penyendiri, dan pemurung..
Kini setelah 4 tahun, saatnya aku tutup lembaran kelam dalam hidupku. Dan sekarang saatnya aku bangkit dari keterpurukan. Semoga aku bisa, aku berharap itu,
Walaupun itu, susah..
Oia… dibalik kesedihan dan keterpurukan itu,sempat terpikir marah dan kesel sama Allah knpa aku harus pindah-pindah sih?? Klo aku ga pindah-pindah aku kan ga bakal kayak gini, menderita, depresi dan sebagainya….
Tapi, kita memang ga boleh berpikiran sempit, dan setelah aku telaah aku jutru sangat bersyukur sama Allah.. karena aku pindah-pindah hidup di berbagai kota dimana adat istiadatnya sanngat berbeda jauh...ya.. semuanya sudah diatur oleh-NYa mana yang terbaik untuk kita.. DIa yang maha tahu atas diri kita dan Dia yang maha tahu mana yang terbaik buat kita..
Aku bersyukur aq bisa melewati masa kanak”ku di Denpasar. Denpasar saat aku kecil sangat indah dan asri, aku bisa benar-benar menikmati masa anak-anakku selayaknya anak-anak yang bahagia. Aku bisa berpetualang naik sepeda, berman disawah, bermain di sungai. Aku ga bisa ngebayangin kalo masa anak-anakku di lewati di Jakarta, mungkin aku ga bisa bermain dan bertualang naik sepeda dengan sepuasnya dan nyaman cz disni kan banyak mobil..n moto yang lalu lalang.. hehhe… aku ga bisa main disawah, n sungai. Oia dan di denpasar aku, sekolah di sekolah islam SD Muhammadiah, setidaknya aku memilik bekal agama sejak macih kecil.
Aku bernyukur, aq melewati masa remajaku di makasaar.. aku ga bisa bayangin klo misalnya aku masih tinggal di bali, mungkin aku ga seperti sekarang, mungkin pakaian aku bisa menjadi seksi, menurutku walaupun skrg aku memakai jilbab tapi kadang”pakaian aku maci seksi, klo aku tinggal lebih lama disana ga menutup kemungkinan aku akan memakai pakaian yang minim.. aku bersyukur, Allah macih melindungi ku..
Dan yang terakhir. Aku mendapaatkan pelajaran tentang kedewasaan di kota kelahiranku.. jakarta, ya mungkin jika aku tetap tinggal di Makassar aku tidak akan pernah menjadi dewasa. Aku akan tetap menjadi seorang anak yg manja, dan ga bisa apa” aku jadi orang yang kuper n bergantung dengan orang lain.. setidaknya disini aku berani pergi sendiri naek kendaraan umum.. dll..
Mungkin ke pindahan aku ku keDenpasar dan Makassar.. untuk menguatku, dan mempersiapkan aku.. untuk tinggal di kehidupan kerasnya ibukota…
Terima kasih atas Anugrah-Mu kepadaku ya Allah.. semoga aku dapat selalu menjadi hamba yang selalu bersyukur kepada-Mu kapan pun dan dimana pun… Amiin..
Semoga aku bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi dan aku bisa menerima bayang” 4 tahun yang lalu dapat menjadikannya sebuah kenangan tentang kedewasaan bukan sebagai masalah yang masih berlanjut hingga sekarang…
Semangat cantik.. kamu bisa…\(^_^)/
0 komentar:
Posting Komentar